Beton

Slump Beton Dan Tahap Pengujian

Slump Beton Dan Tahap Pengujian

Slump beton adalah salah satu istilah yang sering digunakan dalam proses pembuatan beton sesuai dengan mutunya. Sedangkan uji slump merupakan sebuah cara untuk mengetahui, sekaligus menentukan konsistensi atau tingkat kekakuan campuran beton segar. Hal tersebut dilakukan untuk menilai workability dari beton yang dibuat.

Ringkasnya maka metode slump pada beton merupakan cara yang digunakan untuk mengetahui nilai konsistensi atau kekakuan campuran beton segar.

Pentingnya Uji Slump pada Pembuatan Beton

Perlu Anda ketahui bahwa tingkat kekakuan pada campuran beton memberikan petunjuk berapa jumlah kapasitas air yang dibutuhkan. Maka dari itu, pengujian slump dapat memberikan informasi kekurangan, kelebihan maupun cukup tidaknya air yang dipakai pada campuran beton.

Baca juga:

Mutu Beton

Dalam konstruksi, proses pengadukan beton sangat memperhatikan kadar air yang dapat menentukan workability. Campuran beton yang terlalu cair dapat menimbulkan mutu beton yang rendah dan proses pengeringan yang lambat. Sedangkan, campuran beton terlalu kering dapat menimbulkan adukan tidak merata dan sulit untuk pencetakan.

Baca juga:

Superplasticizer Pada Beton

Tahapan Pengujian Slump Beton

Proses pengujian slump dapat dilakukan secara laboratorium di lapangan (pengujian ready mix di lapangan). Hasil pengujian beton berupa nilai slump. Nilainya dinyatakan dalam bentuk satuan internasional dan memiliki standar.

Baca juga:

Definisi Ready Mix

Proses pengujian slump berdasarkan pada SNI 1972-2008 dan ICS 91.100.30.  Proses uji slump terdapat beberapa tahapan diantaranya meliputi :

  • Membasahi cetakan kerucut abrams dan platnya dengan memakai kain basah
  • Meletakkan cetakan berada di atas plat
  • Mengisi kerucut abrams dengan 1/3 beton segar lalu dipadatkan dengan memakai batang logam secara merata dengan melakukan penusukan. lapisan yang ditusuk pada bagian tepi dengan menggunakan besi miring sesuai dinding cetakan. Pastikan besi yang dipakai menyentuh pada bagian dasar. Anda perlu melakukan penusukan sekitar 25-30 x tusukan.
  • Mengisi kembali cetakan kerucut dengan 1/3 bagian beton segar (2/3 beton segar dalam cetakan secara menyeluruh), lalu melakukan penusukan sebanyak 25-30 x tusukan. Usahakan untuk menusuk besi pada lapisan pertama.
  • Mengisi 1/3 beton segar ke dalam cetakan sesuai langkah sebelumnya
  • Setelah melakukan pemadatan, selanjutnya meratakan permukaan benda uji. Anda dapat menunggu kisaran waktu ½ menit. Anda dapat membersihkan kelebihan beton di luar cetakan dan plat selama proses menunggu.
  • Mengangkat cetakan secara perlahan tegak lurus ke atas
  • Mengukur nilai slump dengan cara membalikkan kerucut abrams di sampingnya memakai beda tinggi rata-rata dari benda uji
  • Nilai toleransi slump pada beton segar kurang lebih 2 cm
  • Apabila nilai slump sudah sesuai dengan standar, maka beton segar dapat dipakai

Baca juga:

Membuat Benda Uji Kubus
Alat Slump Test

Alat yang Dipakai untuk Pengujian Concrete Slump

Proses pengujian slump dapat dilakukan dengan kombinasi bahan material untuk membuat beton mencapai sifat plastis. Pada umumnya, tujuan pengujian pada nilai slump untuk mengetahui tingkat keenceran adonan beton segar yang dibuat. Pengaruh pada keenceran ini mempunyai manfaat untuk memberikan nilai workabilitas beton.

Baca juga:

Harga Pagar Panel Beton

Umumnya, kisaran nilai slump yang dipakai berkisar 8-12 cm. Apabila nilai slump berkisar 0 cm maka nilai workabilitas beton jelek. Nilai ini biasanya ditujukan pada beton non pasir. Nilai slump dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti nilai fas dan bandingan lurus. Artinya, jika nilai as kecil, maka nilai slump kecil maupun sebaliknya. Pengujian slump memangaatkan kerucut abrams. Selain itu, terdapat beberapa alat yang diperlukan dalam pengujian diantaranya meliputi :

  • Corong Baja
    Biasanya, ukuran corong yang dipakai berdiameter 20 cm di bagian bawahnya. Sedangkan ukuran diameter atasnya 10 cm dan tinggi 30 cm. Kedua sisi pada corong tersebut berhadapan dan mempunyai pegangan. Fungsi pegangan tersebut untuk menaikkan konus.
  • Tongkat
    Selain pemakaian corong baja, pengujian slump juga memakai tongkat. Ukuran diameternya berkisar 16 mm dan panjang 60 cm terbuat dari baja. Ujung tongkat tersebut memiliki bentuk hemispherical. Bentuk demikian memiliki fungsi untuk kemudahan pemadatan adonan beton yang sudah diisi ke kerucut abrams.
Slump Beton

Pengukuran pada proses pengujian slump mempunyai tujuan untuk mengetahui ukuran tinggi turunan pada adonan beton setelah angkat wadah. Biasanya, adukan beton akan dituangkan pada cetakan dan dilakukan pemadatan. Selama proses pemadatan beton segar membutuhkan alat etar agar mencapai nilai slump 7-12 cm.

Baca juga:

Mini Batching Plant

Sedangkan, nilai slump beton bisa mencapai 12,5 cm lebih saat dilakukan proses pemadatan. Pada dasarnya, proses pemadatan beton dengan alat getar perlu dihindari agar tidak ada segregasi agregat atau bleeding. Hal ini perlu dilakukan agar hasil adonan memliki kekokohan dan daya tahan bagus.