Konstruksi

Cable Stayed Bridge Sebagai Sistem Jembatan Penghubung

Cable Stayed Bridge Sebagai Sistem Jembatan Penghubung

Jembatan cable stayed adalah jenis jembatan yang memiliki bentangan panjang. Biasanya jembatan ini dimanfaatkan sebagai penghubung antara dua wilayah yang bersebrangan, dipisahkan oleh lembah, sungai maupun tanah datar dengan penahan beban jembatan yang terbuat dari kabel.

Cable Stayed Bridge berserta kelebihan dan kerugian dalam memakainya untuk berbagai jenis konstruksi masa kini

Pemasangan jenis jembatan ini tidak dapat diaplikasikan pada bangunan yang kompleks karena sulit untuk dibangun. Meskipun demikian tipe jembatan seperti ini memiliki sisi kemanarikan tersendiri. Penggunaan jenis jembatan kabel ini sudah dimanfaatkan 2 abad silam.

Pada permulaan era umumnya pembangunan konstruksi jembatan dilakukan dengan memakai kabel tegak lurus. Jembatan kabel ini memiliki kemiripan dengan konstruksi jembatan skolandia di tahun 1817 yaitu Drybrugh Abbey Footbridge. Penggunaan pada jembatan cable stayed ini memiliki beberapa bagian seperti rangka, gelagar baja dan beton.

Baca juga:

Harga Baja Ringan

Kelebihan dan Kerugian Cable Stayed Bridge

Jembatan yang menggunakan sistem cable stayed ini sudah mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Selain itu, jenis jembatan ini memiliki sisi unik tersendiri dan menarik perhatian para arsitek. Hal ini dikarenakan bentuknya yang sederhana dengan memiliki nilai seni yang tinggi dan kekuatan strukturnya yang baik. Maka dari itu, keuntungan dari penerapan jembatan kabel diantaranya meliputi.

  1. Penggantian cable stayed bridge sangat mudah dilakukan meskipun kabel telah memiliki pelindung yang mencegahnya dari bahaya korosi.
  2. Kabel yang bersifat indvidual memiliki ukuran lebih kecil apabila dibandingkan jenis struktur kabel menggantung berpusat, tidak rumit pada perangkaian dan pengangkeran.
  3. Dukungan elastik dalam jumlah yang besar dapat memicu kelenturan sedang pada arah longitudonal dek. Selain itu, metode yang dilakukan memiliki pengoperasian dan pelaksanaan yang tidak rumit dan hemat.

Selain memiliki keunggulan dalam penerapan jembatan cable stayed ini, penggunaannnya memiliki kekurangan diantaranya, memiliki kebutuhan kabel cenderung lebih banyak.

Sudut kabel memiliki terbatas sehingga bentangan span utama limited. Apabila ingin menambahkan panjang span maka diperlukan pylon lebih tinggi dengan tingkat konsekuensi gaya penekanan pada dek semakin lebih besar.

Kelebihan jembatan ini pada penggabungan kabel dan dek yang terbuat dari beton prategang. Penggunaan gelagar utama biasa berasal dari gelagar rangka, beton dan baja serta beton pracetak. Penetapan bahan pada gelagar berdasarkan metode penggunaannya, harga bangunan atau pembangunan dan ada tidaknya bahan.

Cable Stayed Bridge

Komponen yang Dibutuhkan pada Cable Stayed Bridge

Struktur yang membentuk sebuah jembatan memiliki beragam komponen atau bagian secara struktur. Diantaranya kabel, dek jembatan dan pilar. Penempatan dek dilakukan dengan menggantungkan dengan memakai kabel prategang dan diangkur pada tiang pilar.

Keseluruhan gaya gravitasi pada jembatan pada bagian dek jembatan dialihkan pada tanah dengan menyalurkannya melalui kabel maupun tiang. Kabel jembatan akan menerima gaya berupa tarikan sedangkan tiang harus menanggung beban gaya tekan dengan kekuatan besar.

Selain itu, harus menerima efek kelenturan lain. Sebenarnya, komponen penting pada cable stayed bridge meliputi, gelagar, menara dan sistem kabel.

Sistem kabel

Sistem ini adalah bagian dasar dalam sebuah perencanaan pada jembatan cable stayed. Kabel yang dimanfaatkan digunakan untuk menanggung gelagar dengan cara ditopang diantara dua titik tumpu dan mentransfer beban ke menara.

Secara umum sistem ini dapat ditinjau dari segi tatanan baik transversal maupun longitudinal. Pemilihan diantaranya terletak berbagai hal yang ditimbulkan oleh ragam pengaruh secara berlainan. Tatanan kabel transversal memiliki beberapa jenis didasarkan atas hadapannya menuju arah sumbu secara longitudonal. Diantaranya meliputi, sistem satu bidang, sistem dua bidang dan sistem tiga bidang.

Menara

Menara pada jembatan cable stayed memiliki bentuk yang beragam yang didasarkan atas pengaruh nilai estetika, keperluan perencanaan, pertimbangan pada biaya dan bentuk rangkaian konfigurasi pada kabel. Jenis-jenis menara meliputi menara A, menara dengan wujud kembar, menara tunggal dan rangka portal trapezoidal.

Selain bentukan menara tersebut terdapat jenis yang lain namun sangat jarang digunakan. Diantaranya meliputi, menara bentuk V, Menara bentuk Y dan lain sebagainya. ketinggian menara adalah fungsi atau guna dari panjang panelnya.

Gelagar

Bentukan gelagar dalam penggunaannya pada jembatan cable stayed memiliki beragam bentuk dan jenis. Dua jenis yang paling digunakan yaitu, solid web dan stiffening truss. Penggunaan pada stiffuning biasa dipakai pada struktur yang terbuat dari material baja.

Sedangkan solid web dimanfaatkan pada struktur berbahan baja maupun beton (pertulangan maupun prategang). Meskipun demikian, penggunaan solid web lebih banyak dipakai hal ini dikarenakan kemudahannya dalam pelaksanaan kerja. Gelagar dari jenis ini terbuat dari baja maupun beton yang terbagi dua yaitu gelagar pelat dan gelagar box.

Bentuk susunan pada dek terdiri atas gelagar pelat yang tidak memiliki tingkat kekakuan torsi besar. Hal ini dapat dimanfaatkan untuk bentangan jembatan yang panjang serta lebar. Selain itu, jembatan yang sudah didesain hanya memiliki jenis satu kabel penggantung.

Dek pada jembatan yang memiliki susunan mirip box. Tentunya, mempunyaki kekakuan torsi cenderung lebih besar. selain itu, gelagar beton yang biasa digunakan berupa gelagar berbentuk box jenis tunggal dengan memiliki pengaku dengan rentangan jarak tertentu.

Baca juga

Harga Box Culvert
jembatan cable stayed

Karakteristik Cable Stayed Bridge

Karakteristik pada jembatan cable stayed merupakan kegiatan integral yang berasal dari balok-balok pengaku dan penekanan atau post tensioning kabel dan berjalan secara menurun yang berasal dari puncak menara pada balok pengaku. Kuat tekan secara mendatar disebabkan akai kabel terambil dari balok pengaku dan angker yang tidak masif dan dibutuhkan.

Pengenalan pada sistem ortoprotik memberikan hasil temuan baru dari jenis superstruktur secara mudah membawa gaya mendatar dan kabel pengaku. Selain memiliki karakteristik seperti itu, sistem jembatan ini merupakan sistem yang tidak mengalami perubahan secara geometris meskipun berada di bawah beban dari berbagai posisi jembatan dari keseluruhan kabel dalam keadaan menegang.

Jembatan cables stayed merupakan perintis dalam konstruksi jembatan dalam bentuk bentangan panjang. Kabel ini merupakan kabel luar yang memiliki dua fungsi. Kabel stay dapat dimanfaatkan untuk perancahan dalam pemakaian gelagar lantai dengan menggunakan sistem kantilever secara tahapan dan peletak pegas yang berada pada struktur akhir.

Pencapaian bentangan dengan memanfaatkan cable stayed ialah memiliki nilai 4 kali bentangan gelagar tidak rumit apabila dimensinya ingin dipertahankan sama. Jembatan jenis ini memiliki ketahanan terhadap gempa.

Hal ini dikarenakan peletakannya berada pada pusat massa rendah namun memiliki kepekaan pada penurunan secara diferensial.  Namun nilai gaya tarik pada jemnbatan cable stayed dapat ditambah apabila pondasi pada menara membuat kabel menjadi tertarik ke bawah karena mengalami penurunan.

Gaya tarikan pada aksial dapat menimbulkan pembebanan lalu lintas secara normal namun memiliki kelemahan terhadap gaya tekan dan momen yang diakibatkan gaya angin. Hal ini dikarenakan gaya yang maupun gerakan menggoyang yang ditimbulkan oleh angin dapat memepengaruhi tingkat kestabilan aerodinamis pada jembatan cable stayed pada bentangan panjang.