Beton

Apa itu Ferosemen, Keunggulan dan Implementasinya

Apa itu Ferosemen, Keunggulan dan Implementasinya

Ferosemen merupakan salah satu inovasi teknologi rekayasa untuk mengembangkan lining saluran dan boks tersier irigasi. Pemakaian struktur ini dapat membantu meningkatkan kualitas dari suatu konstruksi. Dalam hal ini, saluran dan boks tersier serta pintu pembaginya dapat lebih meningkat dan proposional.

Ferosemen merupakan sistem konstruksi yang menggunakan mortar bertulang dan sudah banyak digunakan

Apa yang Dimaksud Ferosemen

Ferosemen adalah istilah yang digunakan untuk beton bertulang yang berbeda dari jenis beton pada umumnya, terutama di bagian bahan dan cara pemasangan tulangan. Bahan dan cara tulangan dilakukan sedemikian rupa dan bahan komposit yang terbentuk memberikan sifat berbeda dengan beton biasa pada kekuatan deformasi.

Beton jenis ini berbeda dengan beton bertulang biasa dalam penulangan yang terdiri dari tulangan rapat. Selain itu, beberapa lapis kawat jala maupun kawat halus terisi dengan semen mortar. Bahan ini mampu dibentuk sebagai bidang tipis dengan ukuran biasanya kurang 2,5 cm. Dilengkapi juga dengan selimut semen mortar tipis di atas lapisan tulangan.

Keunggulan Ferosemen untuk

Ferosemen merupakan tipe dinding beton bertulang tipis berukuran 3 cm yang terbuat dari mortar semen hidrolis dengan perbandingan campuran 1 semen : 2-3 pasir. Kemudian diberi tulangan kurang lebih 6 mm dengan lapisan kawat anyam berukuran kurang dari atau sama dengan 1 mm.

Baca juga:

Apa itu Kisdam

Ferosemen merupakan teknologi baru yang dimanfaatkan dalam penyediaan suplai air dari berbagai pengerjaan irigasi. Pengaplikasian beton ferosemen mempunyai beberapa keunggulan yang sudah teruji di lapangan dibandingkan memakai metode konvensional. Beberapa keunggulan ferosemen antara lain adalah sebagai berikut :

  1. Kekuatan cenderung lebih tinggi dibandingkan jenis beton pada umumnya
  2. Konstruksi beton cenderung lebih ringan, sehingga pemakaian dapat dilakukan pada tanah yang memiliki daya dukung rendah.
  3. Konstruksi memiliki kekuatan, daya lentur dan ketahanan yang baik dibandingkan teknologi beton pada umumnya.
  4. Beton ini cenderung lebih ekonomis apabila dibandingkan dengan jenis teknologi konvensional.
  5. Pemakaian beton ini dapat diaplikasikan ke dalam tahap fisik, hidrolik maupun mekanik.
  6. Pemakaian bahan material lokal dan mampu dibuat dengan cara in situ maupun tempat lain untuk dilakukan perangkaian di lapangan.
  7. Penggunaannya lebih efektif dan efisien dengan cara sederhana, sekaligus dapat diaplikasikan di berbagai macam lokasi.
  8. Pemakaiannya dapat dioperasikan oleh petani untuk mendorong penggunaan teknologi ferosemen dalam peningkatan kerja jaringan irigasi tersier.

Pemakaian ferosemen biasa dimanfaatkan untuk mengatasi masalah kebocoran, sedimentasi dan longsoran pada saluran irigasi tersier yang terjadi di persawahan.

Irigasi Ferosemen
Sumber gambar: tniad.mil.id/tni-kodim-0414blt-membuat-ferosemen

Pengaplikasian Ferosemen pada Irigasi

Pengaplikasian ferosemen secara umum dimanfaatkan untuk mengatasi masalah kerusakan yang terjadi pada saluran irigasi premier maupun sekunder. Akibat kerusakan tersebut dapat terjadi karena akibat longsoran tebing dan menumpuk sedimen.

Keadaan jaringan tersier tersebut makin rusak lantaran kurangnya pemeliharaan jaringan irigasi tersier yang memicu rusaknya jaringan.

Pemakaian ferosemen sesungguhnya sudah ada sejak abad ke 18. Namun, pemakaian ferosemen dianggap kurang populer lantaran saat itu teknologi untuk menghasilkan bahan campuran ferosemen masih belum berkembang baik.

Baca juga:

Harga U Ditch

Proses pembuatan ferosemen

Proses pembuatan ferosemen dilakukan dengan memperhatikan beberapa hal, seperti yang berikut ini :

  1. Mortar: Mortar merupakan campuran dari semen hidrolik yang harus ditentukan menurut standar prosedur mix design yang digunakan dalam pembuatan beton maupun mortar. Umumnya, pembuatan mortar terdiri dari semen portland, air, agregat halus dan admixture.
  2. Agregat: Agregat merupakan butiran bahan mineral yang dihasilkan dari campuran disintegrasi batu maupun batu pecah yang didapatkan dari pemecahan batu. Jenis bahan agregat ini dapat terbagi menjadi dua jenis yakni, agregat kasar dan agregat halus.
  3. Air: Pemakaian air dalam proses pembuatan ferosemen juga penting sebagai bahan dasar dengan harga paling murah. Air dapat dimanfaatkan sebagai bahan pelumas. Dengan adanya air, maka pemadatan butir-butir agregat bisa menjadi lebih mudah.
  4. Semen: Semen juga diperlukan dalam membuat ferosemen sebagai bahan pengikat hidrolis yang dipakai untuk pengikatan bahan-bahan menjadi kesatuan yang kuat. Bahan hidrolis ialah bahan yang akan mengeras jika dilakukan pencampuran memakai air maupun udara bebas yang tidak di daur ulang.

Baca juga:

Harga beton cor

Itulah beberapa informasi berkaitan dengan pengalikasian, keunggulan dan definisi ferosemen. Saat ini, pemakaian ferosemen sendiri semakin banyak diminati para developer maupun kontraktor.