Apa Itu Beton Cyclop Istilah Lain Untuk Pondasi Sumuran
Beton siklop (cyclop) adalah istilah untuk material beton pada umumnya untuk kebutuhan struktur bangunan yang dan ditambah campuran batu mangga. Campuran jenis beton siklop biasanya mengiktu komposisi mutu beton K-175 ditambah dengan tambahan batu mangga.
Beton cyclop memiliki bentuk yang sama dengan beton pada umumnya. Namun, terdapat perbedaan pada penggunaan agregat. Penggunaan beton ini dapat digunakan dalam pembuatan pondasi sumuran.
Terdapat bermacam-macam beton yang ada di pasaran beberapa diantaranya meliputi, beton ringan, beton vakum, beton serat, beton siklop dan lain sebagainya. Beton cyclop memiliki bentuk yang sama dengan beton pada umumnya.
Namun, terdapat perbedaan pada penggunaan agregat pada jenis beton ini. Agregat yang digunakan memiliki kecenderung bentuk dengan ukuran besar. Ukurannya dapat mencapai sekitar 20 cm. Selain itu, perbandingan agregat dengan ukuran lebih besar tidak diperbolehkan mencapai besar lebih dari 20%.
Baca juga penawaran precast gorong-gorong:
Harga Box Culvert
Beton siklop memang difungsikan untuk pondasi dalam. Maka dari itu, komposisinya berbeda dengan beton biasa. Hal ini dilakukan karena bergantung pada workabilitas, durabilitas dan waktu proses pengerasan sehingga menghasilkan karakter tertentu.
Beton Pondasi Sumuran atau Cyclop Concrete
Pondasi sumuran menggunakan cyclop beton dengan ukuran diameternya mencapai 60 cm hingga 80 cm. Sedangkan, kedalamannya mencapai 1 hingga 2 meter. Pondasi tersebut dilakukan pengecoran beton lalu dilakukan pencampuran antara batu kali dan pembesian pada bagian atasnya.
Pondasi ini dianggap tidak populer karena dianggap memiliki banyak kekurangan terutama penggunaan beton yang teralu boros dan ukuran sloof harus memiliki ukuran besar. Maka dari itu, penggunaannya memiliki peminat sedikit.
Beton siklop atau cyclop memakai bahan pendukung dengan ukuran agregat besar mencapai 15 hingga 20 cm yang dibentuk di dalam adonan. Hal tersebut dilakukan untuk membuat daya tahan dan kekuatan beton semakin kuat dan meningkat. Selain itu, penggunannya pada tahapan pengerjaan bangunan selalu berdekatan dan bersinggungan dengan air. Beberapa diantaranya seperti, jembatan.
Ukuran Penggunaan Agregat Beton Cyclop
Penggunaan agregat kasar pada beton cylop dapat mencapai ukuran sekitar 20 cm. Namun, perbandingan agregat kasar tidak lebih dari 20% dari keseluruhan. Ukuran penampang mencapai 15-20 cm.
Penambahan bahan ke dalam adonan beton biasa atau normal mampu memberikan kekuatan. Penggunaan beton siklop biasa dimanfaatkan dalam pembangunan bangunan air, jembatan maupun bendungan.
Bahan yang terkandung di dalam beton siklop diantaranya meliputi, beton K 175 dengan kualitas dan mutu baik dengan penambahan bahan dari volume batuan mangga. Meskipun, memiliki komposisi agregat besar.
Beton jenis ini dianggap masih kalah dengan beton bertulangan dari segi kekuatannya. Tetapi, jika dibandingkan dengan konstruksi pasangan batu, beton siklop memiliki kekuatan lebih baik dan masih mempunyai kapabilitas dalam menahan tegangan tarik maupun tekanan.
Baca juga:
Harga Pagar Panel Beton
Sedangkan, konstruksi pasangan batu tidak mampu menahan gaya tegangan tarik dan hanya mempunyaki kekuatan menahan pada gaya tekan. Maka dari pembuatan beton jenis siklop ering dijadikan sebagai penopang pada pangkal jembatan.
Pemanfaatan beton cyclop memang terbatas dalam segi penopang pada konstruksi yang selalu bersinggungan dengan air. seperti halnya penggunaannya pada pondasi dalam terutama pada pondasi sumuran. Meskipun demikian, penggunaan beton cyclop dinilai penting untuk membangun bendungan tanpa mengalami kerusakan dan kebocoran.
Penerapan Beton Cyclop pada Pondasi Sumuran
Beton cylop biasa dimanfaatkan untuk membentuk pondasi dalam yaitu pondasi sumuran. Pondasi ini merupakan pengalihan dari pondasi yang tidak terlalu dalam dengan pondasi tiang. Penggunaan pondasi digunakan apabila tanah dasar yang memiliki permukaan yang kuat berada di tingkat kedalam yang sangat dalam.
Pondasi sumuran atau lebih dikenal sebagai kaison dimaksudkan sebagai pondasi yang terdiri atas pipa yang terbuat dari beton dan penerapannya dilakukan dengan penanaman di dalam tanah. Penanaman tersebut dimanfaatkan untuk membangun sumuran lalu dilakukan pengecoran di tempat dengan memanfaatkan bahan batu pecah atau belah dengan baton sebagai isian.
Penerapan pondasi dapat dilakukan pada lahan pembangunan dengan tingkat kedalaman mencapai lapisan tanah dengan kisaran 3 hingga 5 meter. Penggunaan pondasi kaison atau sumutan dimanfaatkan pada tanah dasar baik dengan kedalaman agak dalam dengan peletakkan berada di dalam tanah.
Penerapan pondasi ini dapat dimanfaatkan apabila terdapat bahaya adanya penggerusan tanah di bagian bawah base pondasi yang disebabkan oleh arus air. Maka dari itu, dasar sumur harus memiliki lapisan tanah yang keras